Rembang (17/12), Pemuda adalah penerus masa depan bangsa, tak terkecuali pemuda yang tinggal di wilayah pesisir. Pemuda di wilayah pesisir merupakan masa depan perikanan. Pemuda di wilayah pesisir, pada saatnya akan mengantikan profesi nelayan di masa depan. Oleh karena itu, Pemuda di wilayah pesisir perlu untuk sedari dini diberikan edukasi tentang pentingnya kelestarian sumberdaya ikan. Eksploitasi berlebih terhadap sumberdaya ikan akan berdampak pada rendahnya ikan hasil tangkapan dan berpengaruh pada pendapatan nelayan. Sumberdaya ikan yang terus menerus ditangkap dapat mengalami deplesi. Deplesi sumberdaya ikan perlu dihindari melalui upaya penyediaan habitat-habitat ikan yang terlindung dari aktivitas manusia maupun aktivitas predatory alami. Kawasan terumbu karang merupakan habitat alami ikan-ikan yang menjadi tempat untuk tumbuh dan berkembang biak. Terumbu karang merupakan Kawasan di perairan yang menjadi tempat ikan untuk spawning ground, nursery ground dan feeding ground.

Deputi Pemberdayaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia bekerjasama dengan Departemen Perikanan Tangkap, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro menginisiasi upaya penanganan degradasi terumbu karang dan ikan di Kawasan Pulo Suwalan. Upaya solusi yang dapat diterapkan atas permasalahan degradasi terumbu karang dan ikan di kawasan terumbu karang Pulo Suwalan adalah peningkatan kompetensi sumberdaya manusia lokal melalui penyelenggaraan Pelatihan Pemuda untuk penanganan dan penanggulangan degradasi terumbu Karang Dengan Judul Program Pemberdayaan Pemuda Berbasis Pemanfaatan IPTEK.

Tujuan pelaksanaan kegiatan Pelatihan Penerapan Fish Shelter untuk Penanganan dan Penanggulangan Degradasi Terumbu Karang dalam rangka Pelestarian Sumberdaya Ikan dan Peningkatan Pendapatan bagi Pemuda Pesisir adalah untuk meningkatkan pemahaman arti penting pengelolaan sumberdaya ikan yang berkelanjutan, termasuk untuk kepentingan usaha nelayan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang kemudian meningkatkan kompetensi terkait kemampuan teknis, diantaranya terkait penanganan dan pengelolaan kawasan terumbu karang untuk pelestarian sumberdaya ikan melalui teknologi tepat guna fish shelter model kubah dan meningkatkan kompetensi terkait kemampuan manajerial, diantaranya terkait dengan pemasaran dan strategi usaha perikanan.

Peserta kegiatan adalah Pemuda pesisir berusia 16-30 tahun. Peserta kegiatan merupakan pemuda yang tergabung dalam kelompok pemuda pesisir atau karang taruna di lokasi pelaksanaan kegiatan. Target jumlah peserta adalah 50 orang. Peserta kegiatan merupakan pemuda lokal yang tinggal di wilayah Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang.

Gambar 1. Peserta Kegiatan Program Pemberdayaan Pemuda Berbasis Pemanfaatan IPTEK

Kegiatan yang dilaksanakan tiga hari yaitu pada hari Jumat (15 Desember 2023) di Hotel Pollos Rembang, hari Sabtu (16 Desember 2023) di Balai Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang dan hari Minggu (17 Desember 2023) di Pantai Pulo Suwalan, Desa Pasar Banggi. Pada hari pertama pelaksanaan kegiatan, pembukaan pelatihan dilakukan oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda yaitu Prof. Dr. H. M. Asrorun Ni’am Sholeh, MA. Sesi hari pertama pelatihan dilakukan dengan model pembelajaran kelas (class session). Pada hari pertama, disajikan materi-materi pelatihan dari narasumber-narasumber ahli dari Kemenpora dan Departemen Perikanan Tangkap, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Berikut ini adalah narasumber ahli dan materi yang diberikan pada class session pelatihan di hari pertama :

  1. Materi tentang Kepemudaan dan IPTEK oleh Dr. Mustadin, S.Psi., M.Si. (Tim DBKN Kemenpora)
  2. Materi berjudul “Ekonomi dan Bisnis Perikanan Manajemen Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Bisnis Perikanan” oleh Prof. Dr. Dian Wijayanto, S.Pi., M.M., M.S.E.
  3. Materi berjudul “Teknologi Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan untuk Keberlanjutan Sumberdaya Ikan”oleh Bogi Budi Jayanto, S.Pi., M.Si.
  4. Materi berjudul “Ekonomi Perikanan Pemasaran dan Pengembangan Usaha Perikanan, serta Altenatif Usaha Sampingan Bagi Pemuda Pesisir”oleh Dr. Abdul Kohar Mudzakir, S.Pi., M.Si.
  5. Materi berjudul “Pengelolaan Terumbu Karang sebagai Upaya Peningkatan Kelimpahan Sumberdaya Ikan” oleh Kukuh Eko Prihantoko, S.Pi., M.Si.

Gambar 2. Pemaparan Materi dan Pengarahan Kegiatan oleh Bapak Kukuh Eko Prihantoko, S.Pi., M.Si.

Penyampaian materi dengan metode class session selanjutnya dilaksanakan pada hari kedua. Berikut ini adalah narasumber ahli dan materi yang diberikan pada class session pelatihan di hari kedua:

  1. Materi berjudul “Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut” oleh Hendrik Anggi Setyawan, S.Pi., M.Si.
  2. Materi berjudul “Introduksi Fish Shelter”oleh Kukuh Eko Prihantoko, S.Pi., M.Si.
  3. Materi berjudul “Introduksi Pengembangan Kapal Penangkap Ikan sebagai Pendukung Pariwisata Bahari” oleh Faik Kurohman, S.Pi., M.Si.

Untuk meminimalisir tingkat kejenuhan peserta pelatihan, diselenggarakan kegiatan ice breaking disetiap perpindahan materi dari narasumber. Ice breaking dipandu oleh Mahasiswa Departemen Perikanan Tangkap yang merupakan bagian dari tim panitia pelaksana kegiatan.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penyampaian materi dengan metode class session adalah terdistribusinya pengetahuan yang disampaikan oleh narasumber ahli kepada peserta pelatihan. Keterbatasan waktu penyampaian materi dapat berdampak pada tingkat penyerapan materi oleh peserta pelatihan. Namun demikian, Tim pelaksana pelatihan telah melengkapi kekurangan tersebut dengan memberikan modul materi narasumber kepada peserta pelatihan. Hal ini dimaksudkan agar peserta pelatihan dapat mereview kembali materi-materi yang diberikan pasca pelaksanaan pelatihan. Materi-materi yang diberikan narasumber merupakan pengetahuan-pengetahuan yang dapat menjadi starter bagi peserta pelatihan untuk mempelajari lebih lanjut dan secara bertahap dapat di implementasikan oleh peserta pelatihan

Gambar 3. Pemaparan Materi oleh Bapak Hendrik Anggi Setyawan, S.Pi., M.Si.

Pada hari kedua dilaksanakan kegiatan praktek pembuatan fish shelter model kubah. Kegiatan praktek ini dilaksanakan pada hari kedua pelatihan dengan skema dua sesi. Pada sesi pertama, proses pembuatan fish shelter dilakukan oleh instruktur pelatihan berkolaborasi dengan tim teknisi. Di sesi pertama, instruktur dan teknisi memberikan penjelasan alat dan bahan material yang dibutuhkan dalam pembuatan fish shelter. Selanjutnya, instruktur dan teknisi memberikan contoh langsung cara pembuatan fish shelter secara bertahap. Instruktur juga memberikan penjelasan terkait proses pencetakan serta kelebihan dan kekurangannnya.

Pada sesi berikutnya yaitu sesi kedua, peserta pelatihan diberikan kesempatan praktek langsung secara mandiri untuk membuat fish shelter dengan dipandu oleh instruktur. Proses praktek langsung pembuatan fish shelter diikuti peserta pelatihan dengan baik, yang ditunjukkan dengan keterlibatan langsung peserta dalam setiap tahapan pembuatan fish shelter.

Gambar 4. Praktek Pembuatan Fish Shelter Model Kubah oleh Peserta Dipandu Bapak Kukuh Eko Prihantoko, S.Pi., M.Si., dan Teknisi.

Pada hari ketiga yaitu Proses Penenggelaman Fish Shelter Model Kubah di Perairan. Penerapan fish shelter merupakan bagian penting dari pelaksanan pelatihan. Pada tahap ini, peserta pelatihan diberikan kemampuan teknis secara langsung untuk menempatkan fish shelter pada kawasan terumbu karang yang telah ditetapkan. Proses penenggelaman fish shelter dilakukan dengan menggunakan 4 (empat) perahu nelayan lokal. Sebelum proses penenggelaman fish shelter dilakukan pengangkutan fish shelter ke perahu yang telah disiapkan. Pada proses ini, dilakukan penenggelaman fish shelter sejumlah 10 (sepuluh) unit.

Gambar 5. Proses membawa Fish Shelter ke Lokasi Penenggelaman di Kawasan Terumbu Karang Pulo Suwalan.

Lokasi penenggelaman fish shelter dilakukan di kawasan terumbu karang Pulo Suwalan pada koordinat S 6 º 41’ 02” dan E 111º 23’ 13”. Kedalaman perairan saat pemasangan adalah 120 m. Hal ini dikarenakan, pada saat pemasangan, kondisi perairan sedang dalam keadaan surut terendah yang paling rendah. Pada saat kondisi normal atau pasang normal, kedalaman perairan berkisar antara 3-5 m dan pada saat pasang tertinggi dapat mencapai kedalaman 5-7 m.

Gambar 6. Titik Lokasi Penenggelaman Fish Shelter di Kawasan Terumbu Karang Pulo Suwalan.

Kegiatan penenggelaman fish shelter diikuti oleh peserta pelatihan, instruktur, teknisi, dan nelayan lokal. Titik lokasi penenggelaman dipilih dikarenakan kondisi dasar substrat perairan berupa pasir dan berdekatan dengan kawasan terumbu karang. Kondisi ini akan memberikan kesempatan pada ikan-ikan untuk memiliki area tambahan baru atau habitat tambahan baru yang serupa dengan karakter terumbu karang. Dalam jangka panjang, diharapkan fish shelter ini akan menjadi media tumbuh terumbu karang, sehingga dapat menambah terumbu karang hidup pada kawasan terumbu karang Pulo Suwalan.

Gambar 7. Foto Peserta saat Penenggelaman Fish Shelter di Kawasan Terumbu Karang Pulo Suwalan.

Dengan adanya fish shelter, diharapkan ikan-ikan akan berkesempatan untuk tumbuh dan berkembang sehingga kelestarian sumberdaya ikan dapat terjadi. Masyarakat lokal juga dapat memanfaatkan keberadaan fish shelter ini untuk aktivitas ekonomi yang terbatas, seperti sebagai lokasi pemancingan dengan menggunakan alat tangkap pancing. Masyarakat lokal dapat menjadikan area fish shelter sebagai area fishing ground pemancingan, namun demikian perlu memperhatikan jarak yaitu tidak tepat berada diatas fish shelter dan berjarak sekitar 50-100 m dari lokasi pemasangan. Kegiatan diakhiri dengan proses penutupan kegiatan yang dilakukan di kawasan Pantai Pulo Suwalan oleh Tim Pelaksana dari Kemepora dan Tim Departemen Perikanan Tangkap. Rangkaian penutupan pelaksanaan kegiatan ditandai dengan serah terima sertifikat pelatihan kepada peserta pelatihan.

Gambar 7. Foto Peserta di Pantai Pulo Suwalan, Kabupaten Rembang.

Kegiatan pelatihan dapat terlaksana dengan baik melalui kerjasama Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan Departemen Perikanan Tangkap, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Pelaksanaan pelatihan melibatkan berbagai pihak, diantaranya adalah Pemerintah Desa Pasar Banggi, Karang Taruna, Kelompok Nelayan, Tim Ahli Departemen Perikanan Tangkap serta dari Tim pelaksana Kemenpora. Pelaksanaan pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kompetensi peserta pelatihan dalam pengelolaan dan penanganan terumbu karang yang telah terdegradasi. Melalui pengelolaan dan penanganan, diharapkan sumberdaya ikan dapat lestari dan terumbu karang dapat tumbuh kembali. Selain itu, diharapkan terdapat sumber alternatif ekonomi baru bagi masyarakat lokal yang dapat tumbuh melalui pengembangan pariwisata bahari.

Gambar 8. Foto Bersama di Balai Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan pelatihan. Secara khusus, ucapan terimakasih disampaikan kepada Deputi Pemberdayaan Pemuda dan Aisten Deputi Pemberdayaan Pemuda beserta seluruh staf dan jajarannya yang telah memberikan dukungan penuh pelaksanaan kegiatan pelatihan.

Gambar 9. Foto Pemberian Plakat ke Desa di Balai Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang

Gambar 10. Foto Penandatanganan Perjanjian Kerjasama di Balai Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang

× How can I help you?