Pekalongan (10/08), Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro membangun kolam ikan menggunakan ecobrick sebagai pengganti batu bata di kebun gizi Desa Wuluh Wetan, Desa Blimbingwuluh, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan pada hari Sabtu (10/08/24). Penggunaan ecobrik ini merupakan salah satu program multidisplin KKN Tim II Undip dalam rangka mengelola sampah yang ada di Desa Blimbingwuluh yang belum tereksekusi dengan baik.
Kegiatan pembuatan kolam ikan dari ecobrick merupakan upaya dalam rangka menciptakan solusi berkelanjutan yang bisa mengatasi permasalahan lingkungan. Program multidisiplin ini berfokus pada pemanfaatan sampah non organik menjadi ecobrick yang bisa dipakai sebagai bahan pengganti batu bata dalam pembangunan kolam ikan. Kegiatan ini menggabungkan berbagai disiplin ilmu seperti teknik sipil, perikanan, teknik geologi, biologi, dan lain sebagainya untuk menciptakan pendekatan holistik dalam mengatasi dua tantangan utama yakni pengelolaan sampah dan pembangunan infrastruktur ramah lingkungan.
Sampah organik dan non organik telah menjadi tantangan terbesar bagi lingkungan termasuk di Desa Blimbingwuluh. Setiap harinya masyarakat Desa Blimbingwuluh membuang sampahnya dengan cara dibakar karena tidak terdapat tempat pembuangan sampah. Kondisi ini menuntut adanya solusi inovatif yang tidak hanya mampu mengatasi masalah sampah, namun juga mendukung pembangunan berkelanjutan. Mahasiswa Tim II Undip berkaitan hal ini memberikan solusi dengan mengolah sampah menjadi ecobrick. Ecobrick dibuat dengan memadatkan sampah non organik ke dalam botol yang bisa digunakan sebagai pengganti batu bata.
Gambar 1. Pembuatan ecobrick
Kegiatan pembuatan kolam dari ecobrick dilakukan di kebun gizi Desa Blimbingwuluh yang bertempat di Dukuh Wuluh Wetan oleh mahasiswa KKN dan masyarakat sekitar. Kegiatan terdiri dari penggalian lubang, penyusunan ecobrick, penyemenan, pemasangan terpal, dan finishing. Kolam ikan dari ecobrick ini juga disertai dengan aquaponik di atas kolam. Aquaponik pada dasarnya merupakan gabungan dari budidaya ikan (akuakultur) dan tanaman (hidroponik) dalam satu ekosistem. Dalam sistem ini, limbah yang dihasilkan oleh ikan di dalam kolam diubah oleh bakteri menjadi nutrisi yang dapat diserap oleh tanaman. Sistem aquaponik memanfaatkan siklus alami untuk menghasilkan ikan dan tanaman secara efisien. Pemasangan aquaponik di atas kolam ini menjadi akhir kegiatan multidisiplin dalam pembuatan kolam dari ecobrick.
Gambar 2. Pembuatan kolam ikan dari ecobrick
Harapannya melalui kegiatan ini, Desa Blimbingwuluh dapat mengatasi masalah pengelolaan sampah yang selama ini menjadi tantangan besar. Dengan mengurangi praktik pembakaran sampah dan memanfaatkan limbah plastik untuk membuat ecobrick diharapkan lingkungan desa menjadi lebih bersih dan sehat. Program ini juga diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan memanfaatkan limbah sebagai sumberdaya berharga.
Demikian informasi mengenai mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro gelar kegiatan “Pengelolaan Sampah Menjadi Ecobrik sebagai Pengganti Batu Bata dalam Pembuatan Kolam Ikan”.
Penulis : Priyas Handayani
DPL : Ichlasul Ayyub, S.S., M.Si.
Komentar Terbaru